Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up

Nobar dan Konsolidasi Bergerak Bersama Penyintas Padagimo

Mungkin banyak orang mengira korban bencana 28 september 2018 di Padagimo sudah benar-benar pulih setelah 16 bulan penanganan bencana oleh pemerintah dan pemerintah daerah Sulawesi Tengah.

Tapi faktanya, mayoritas penyintas justru tak mendapatkan penanganan. Bantuan dari mana-mana telah mengalir, namun itu tak banyak dirasakan para penyintas. Mereka mesti berjuang sendiri-sendiri untuk bisa hidup. Makan sehari sekali, bagi mereka sudah untung. Tidak ada pekerjaan, namun harus tetap memikirkan biaya listrik di Huntara dan kebutuhan lainnya. Sebagian anak-anak penyintas harus kehilangan cita-cita karena tak punya biaya untuk sekolah.

Di tengah ketidak pastian hunian tetap dan pekerjaan, para penyintas di pesisir juga terancam kehilangan tanah karena aturan zona merah. Sementara, pemerintah tak punya solusi untuk memastikan para penyintas ini bisa melanjutkan hidupnya seperti sedia kala.

Segala macam upaya telah dilakukan oleh para penyintas agar pemerintah benar-benar melaksanakan tugasnya, seperti dialog, negosiasi hingga aksi-aksi demonstrasi. Namun, pemerintah dan para wakil rakyat persis seperti istilah “tong kosong nyaring bunyinya.”

Film berjudul SUARA PENYINTAS berisi tentang momen-momen perjuangan para penyintas dan kondisi mereka 16 bulan terakhir pascabencana 28 september 2018 silam. Film dokumenter ini rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 16 Maret 2020, sesuai yang terpampang dalam pamlflet ini.

Pemutaran film ini diinisiasi oleh sejumlah organisasasi pegiat kemanusiaan dan organisasi mahasiswa di Kota Palu. Tujuannya adalah untuk menyatukan gerakan bersama penyintas menuntut pemerintah dan pemerintah daerah Sulawesi Tengah agar segera memulihkan kondisi penyintas yang masih terpuruk di pengungsian.

#PulihkanSulteng

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*