Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up

Sulteng Bergerak Ajak Warga Saling Berbagi Isu Penanganan Covid-19

TIMESINDONESIA, PALU – Koordinator Sulteng Bergerak Ardiansyah mengatakan, penanganan Covid-19 tidak hanya menjadi peran dan tugas penting bagi pemerintah melainkan harus menjadi tanggungjawab bersama dari berbagai elemen masyarakat.

Oleh karena itu, aliansi masyarakat yang tergabung dalam organisasi Sulteng Bergerak bersama beberapa lembaga di antaranya Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Yayasan Tanah Merdeka dan beberapa organisasi Mahasiswa yang terbentuk dalam Satuan Tugas (Satgas) relawan, turut serta melaksanakan berbagai program kegiatan terkait penanganan Covid-19.

“Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan covid-19, sebelumnya kami berkoordinasi dengan beberapa lembaga non pemerintah yang fokus dengan penanganan Covid-19,” kata Ardiansyah.

Sebelum pelaksanaan kegiatan program penanganan, selama ini pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah melalui Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah agar tidak bertabrakan dengan program kerja dalam penanganan Covid-19.

Beberapa kegiatan yang sudah mereka lakukan, diantaranya kegiatan sosialisasi penerapan protokol kesehatan khususnya kepada warga penyintas korban bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2020 silam, yang saat ini masih tinggal di huntara di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

“Hal ini kami lakukan karena masih minimnya akses informasi yang diperoleh warga penyintas khususnya di huntara. Masih banyak yang tidak paham mengenai apa itu virus Covid-19 dan bagaimana menjalani protokol kesehatan. Sehingga, kami lakukan sosialisasi secara masif di 41 huntara yang tersebar di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala,” jelasnya.

Tidak hanya sebatas sosialisi, kata Ardiansyah, pihaknya telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada 41 unit huntara. Selain itu, pemasangan spanduk atau baliho berisikan sosialisasi Covid-19 dan protokol kesehatan yang dipasang di beberapa titik baik di huntara, maupun wilayah yang sering dilintasi warga Kota Palu.

Selain itu, Ardiansyah bersama relawan memberikan paket bantuan kepada warga penyitas berupa hygent kit yang berisi sabun cuci tangan, sabun mandi, wadah air cuci tangan yang mereka buat sendiri dari jirigen berbahan plastik dan hand sanitizer untuk 738 Kepala Keluarga (KK) di Kota Palu.

Sejumlah 573 paket sembako, juga telah disalurkan pada 5 wilayah di Kabupaten Donggala, yang tersebar diantaranya 429 paket untuk di Desa Loli dan 144 paket untuk 3 Kelurahan di Tanjung Batu.

Sejumlah 3.668 masker yang diproduksi warga penyitas yang berprofesi sebagai penjahit telah dibagikan secara keseluruhan, untuk digunakan warga dalam aktivitas sehari-hari. Menurut Ardiansyah, hal ini merupakan bentuk dari pemberdayaan agar warga juga bisa terlibat dalam pelaksanaan program.

Ardiansyah mengakui, bantuan yang diserahkan melalui Sulteng Bergerak bersumber dari donasi publik yang mereka buka pada situs resmi mereka di www.sultengbergerak.org.

Ia bersama relawan mencatat, bantuan yang mereka terima, tidak hanya berupa uang. Beberapa bantuan barang yang mereka terima diantaranya, hand sanitizer sejumlah 40 Jirigen berukuran 5 liter mereka peroleh dari salah satu Gereja di Kota Palu, sejumlah 5 Jirigen berukuran 5 liter dan 4 buah berukuran 2 liter mereka peroleh dari WALHI Nasional. Berkenaan pengadaan Hygent Kit dan baliho untuk sosialisasi, pihaknya mendapat bantuan dari WALHI Sulteng.

“Bantuan yang kami terima tidak keseluruhan dalam bentuk uang, ada juga beberapa donatur menyalurkan bantuan berupa barang. Misal bantuan pengadaan baliho untuk sosialisasi dan Hygent Kit kami disuport oleh WALHI Sulteng. Selanjutnya, bantuan hand sanitizer kami peroleh berasal dari Gereja di Kota Palu dan WALHI Nasional,” terangnya.

Belakangan ini, ia menilai sebagian warga khususnya di huntara kurang peduli dalam penerapan protokol kesehatan. Misalnya dalam penggunaan masker saat berpergian di luar rumah.

“Kami dalam hal ini menyadari, bahwa apa yang terjadi saat ini dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya akses informasi bagi warga penyintas di huntara yang minim,” ungkapnya.

Pada lain sisi, sambung Ardiansyah, warga penyitas di huntara juga dihadapkan dalam situasi bagaimana bertahan hidup memenuhi kebutuhan hidup di masa pandemi.

“Kedepannya kami dari Sulteng Bergerak ingin melakukan pemberdayaan warga penyintas di huntara untuk meningkatkan ekonominya. Kami ingin membuat kebun komunitas hidroponik di 4 lokasi Huntara, yang bisa menjadi sandaran hidup mereka di masa pandemi,” ujarnya.

Rencananya lanjut Ardiansyah, mereka akan buat 2 komunitas ikan asap untuk ibu nelayan pada program kegiatan di awal tahun 2021.

“Rencana program ini akan kami laksanakan selama 1 tahun di awal tahun 2021 ke depan. Di mana keseluruhan program kegiatan ini disupport oleh lembaga internasional yaitu Amerika Jewish World Service,” ungkapnya.

Ia berharap ke depan relawan tetap melaksanakan sosialisasi di wilayah huntara-huntara, dengan cara berkeliling di wilayah huntara menyampaikannya melalui sound system atau pengeras suara kepada warga.

Selain itu, ia akan membuat pemeriksaan kesehatan rutin bagi para warga penyintas, dimana ia mengajak beberapa perguruan tinggi khususnya para Mahasiswa di bidang kesehatan untuk memberikan akses layanan kesehatan bagi warga.

Tidak hanya itu, Sulteng Bergerak juga membentuk kelompok-kelompok warga penyintas untuk mengajak warga menjaga kebersihan pada area huntara. “Kami berharap dan mengajak kepada seluruh masyarakat untuk saling support dalam penanganan Covid-19, dalam membantu sesama khususnya para warga penyintas yang saat ini masih tinggal di huntara terlebih menghadapi masa pandemi saat ini. Kami selalu membuka Donasi Publik pada situs resmi kami di www.sultengbergerak.org,” ungkapnya. (*)

Sumber: timesindonesia.co.id

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*